Jumat, 03 Agustus 2012

Iicha Nichole Part.2


Pada suatu siang yang panas karena masih musim kemarau ...
Aku sedang mengendarai Harrierku melewati suatu daerah yang cukup sepi karena aku sedang menuju ke tempat lesku yang baru. Aku sepertinya sudah mengikuti petunjuk satpamku dengan baik, aku sampai sudah mencatat jalan-jalan yang harus aku tempuh, tetapi setelah aku melewati jalan-jalan sempit dan rasanya semakin menjauhi kota, aku tidak yakin lagi kalau aku masih berada di jalan yang benar. Ketika aku sampai di suatu daerah yang bersawah-sawah dan jalannya cukup jelek, aku sadar kalau aku sudah tersasar.
Menelepon satpamku untuk menjemputku juga percuma karena aku tidak bisa menjelaskan kepadanya posisiku sekarang ada dimana. Tiba-tiba kurasakan sendatan-sendatan dari mesin mobilku, ketika tiba-tiba AC mobilku mati beserta seluruh mesin mobilku aku langsung meminggirkan mobilku agar tidak menghalangi jalan. Sungguh sial sekali nasibku padahal baru dua minggu lalu Harrierku kubawa ke dealer Toyota untuk full service dan check up. Seperti melihat emas aku melihat sebuah bangunan yang tampaknya seperti rumah gubug  yang berkilau-kilau, mungkin terbuat dari bahan metal, rumah dari seng. Aku mengunci mobilku dan mulai kulangkahkan kakiku mendekati bangunan itu. Panas terik matahari tak kuindahkan sambil berlari-lari kecil aku mendekati bangunan itu. Rasanya bangunan itu tidak begitu jauh tetapi ternyata setelah sekian lamanya aku berjalan masih juga belum sampai di tujuan. Akhirnya kucapai bangunan itu yang tampangnya seperti gudang tanpa jendela satupun juga. Aku yang sudah kecapaian mulai mengetuk-ngetuk pintu gudang tersebut.

Terdengar suara langkah kaki yang mendekati pintu dan tiba-tiba pintu didepanku terbuka dan seseorang menarikku kedalam gudang itu dan melemparkanku ke lantai yang ternyata adalah lantai kayu. Hal pertama yang kusadari adalah panasnya ruangan itu yang terpanggang matahari seharian penuh tanpa jendela, aku yang cukup sering masuk ke sauna bisa mengira-ira kalau panasnya disana sekitar 85 derajat tetapi tingkat kelembaban yang tinggi membuat ruangan itu terasa lebih panas dari seharusnya. Kurasakan bajuku hem berkancing yang kupakai dan yang memang sudah basah oleh keringatku semakin membasah dan menempel ke tubuhku yang mencetak jelas lekuk tubuhku yang indah dihiasi dua buah putingku yang menonjol.
"Wah kangen ya? baru beberapa hari berpisah sudah mencari?" kudengar suara yang tidak asing bagi telingaku karena memang baru beberapa hari yang lalu aku mendengarnya. Aku benar-benar kaget dan terkesiap karena menyadari bahwa itu suara Rohimin yang ikut memperkosaku beberapa hari yang lalu dirumah Hendra!
Aku juga mendengar suara tawa bebrapa orang lain dan aku melihat kesekelilingku dan menyadari kalau aku tidak sendirian, aku dikelilingi 4 orang termasuk Rohimin yang ternyata semuanya telanjang bulat tanpa mengenakan pakaian selembarpun. Tampang mereka yang seram seperti preman berkulit gelap semua rata-rata dan bertampang jelek semua, ada yang tonggos ada yang mukanya cacat dan ada pula yang botak. Aku ngeri melihat penis-penis mereka yang mengacung kearahku seperti ikut menertawakan kebodohanku yang mengetuk gubug itu. Penis Rohimin ternyata yang paling kecil diantara kelima orang itu, penis yang terbesar kira-kira sekitar 20 cm ukurannya dan lebarnya sekitar 4 cm!
"Wah min, pacarmu ternyata cantik bagaikan bidadari!"
"Tubuhnya sexy juga, beruntung kaw punya perek kaya gini"
"Toketnya besar sekali, pasti enak nih dikenyot-kenyot"

Mereka berkata-kata mesum mengenai diriku seakan-akan aku tidak ada disana, sungguh menghina sekali, darahku mendidih dan aku segera bangun lalu berteriak
"Bajingan semua kalian, minggir! Aku mau keluar dari sini, jangan hal ...... Aauuwww"
Aku tak sempat menyelesaikan kalimatku ketika si botak yang berpenis paling besar itu mengisyaratkan tanda dan dua orang temannya langsung maju dan  memegangi tanganku dikanan dan dikiri. Mereka mendorong pundakku sambil menelikung lenganku lalu memaksaku berlutut sambil si botak menjambak rambutku dan langsung memaksakan penisnya yang besar itu kedalam mulutku.
"Sudah jangan banyak bicara, perek sepertimu memang harus langsung dipekerjakan"
"jang...hmmmhhh.... mmmppphhhh......"
Aku tak sempat menyelesaikan kalimatku saat si botak menjejalkan penisnya kedalam mulutku. Sulit sekali rasanya penis itu masuk kedalam mulutku, aku mulai mengalirkan air mata saat kurasa ada yang merobek bajuku dari belakang, aku akan diperkosa lagi untuk kedua kalinya dalam seminggu, kali ini oleh 4 orang. Bajuku yang sudah dipereteli semua kancing-kancingnya dilolosi dari tubuhku dan dibuang ke sudut gubug itu, tangan-tangan mereka mulai menggerayangi dan meremas-remas kasar payudaraku yang masih terbalut BH. Salah satu dari mereka mengambil sebuah pisau saku dari meja kecil yang ada didekat sana dan mereka mulai merobek-robek BHku, kemudian sisa bajuku dilolosi sehingga aku sekarang topless dengan penis masih menancap dimulutku yang keluar masuk dengan gerakan memompa di mulutku disertai gumaman ku yang tidak jelas. Kurasakan tangan-tangan kasar menggerayangi tubuhku yang putih mulus dan kencang itu dan meremas-remas dadaku yang terguncang-guncang perlahan seiring dengan gerakan kepalaku yang sedang mengulum penis si botak.
"mmmhhh....hhhh....mmmm....." gumamku tak jelas karena mulutku masih tersumpal oleh penis si botak yang menggerak-gerakkan kepalaku maju mundur. Aku masih menangis sambil mengrenyitkan dahiku menahan rasa mualku. Tiba-tiba kurasakan ada tangan lain yang mengelusi pahaku dan naik ke pangkal pahaku untuk kemudian mengelus-elus vaginaku yang masih tertutup celana dalam berwarna pink.

Aku merasakan nafsuku mulai bangkit ketika tangan-tangan mereka secara sinkron meremas-remas payudaraku yang besar dan memilin-milin putingku serta ada pula yang mengelus-elus vaginaku. Si tonggos mulai mengulum-ngulum putingku yang berwarna pink dan menjilati daerah aerolanya yang berwarna kecoklatan sementara temannya meremas-remas induk payudaraku dan menggigit-gigit kecil puting payudara kananku. Tiba-tiba akumembelalakkan mataku dan berteriak tertahan ketika si tonggos menggigit putingku keras-keras, aku berusaha berteriak kesakitan sehingga sedikit mengatupkan mulutku yang masih mengulum penis si botak dan agak tergigitlah penis si botak, kontan si botak menamparku sambil melabrak si tonggos
"hey gila lu jangan keras-keras lu gigit puting dia kalau dia lagi oralin gue, bisa kegigit penis gue" ujarnya yang disambut oleh tawa yang lainnya.
"hey perek siapa yang suruh lu berhenti ngoralin gue?" tegurnya sambil kembali menampar pipiku
Air mataku kian deras mengalir menahan malu dan mual walau tak dapat kupungkiri bahwa aku semakin terangsang juga oleh remasan-remasan dan usapan di vaginaku. Tak kusadari aku mulai menggumam tak jelas karena birahiku yang mulai naik dan memompa darahku agar bergejolak dan membuat ruangan itu tambah panas saja rasanya. Rohimin mengambil inisiatif untuk merobek rokku beserta celana dalamku sehingga aku sekarang bugil. Setelah sekitar 10 menit kuoral, si botak mencapai orgasmenya sambil menekan dan menahan kepalaku sehingga aku terpaksa menelan cairan spermanya yang terlalu banyak itu sehingga mulutku tidak mampu menampungnya dan mengalir lewat pinggiran mulutku. Sisa pakaianku dibuang juga dan tubuhku yang sexy itupun terpampang dengan jelas tanpa ditutupi sehelai benangpun membuat semua orang yang memandangnya menelan ludah dan semakin bernafsu untuk menikmati tubuhku. Rohimin dengan rakusnya langsung memposisikan wajahnya yang jelek itu divaginaku dan lidahnya mulai menjilati clitorisku sambil jari-jarinya ditusuk-tusukkannya di lubang vaginaku yang membuat cairan cintaku semakin membanjir keluar dari vaginaku.
"Hmmm gurih sekali, memang hebat rasa sperma si amoy ini, hmmmm ...." Gumamnya sambil semakin gencar mengocoki lubang vaginaku dan mulai menggigit-gigit kecil clitorisku dan membuatku mulai menggelinjang-gelinjang dan menceracau tak karuan apalagi payudara dan putingku tak henti-hentinya dirangsang oleh teman-teman Rohimin.
"Dasar perek lu jawab aja suka kan kita perkosa?" Bentak si botak
"Iya ... suka .... aaaahhhhh ...." jawabku sekenanya yang sedang menikmati jilatan-jilatan Rohimin di klitorisku yang rasanya sudah mulai membengkak itu.

Aku merasa darahku naik ke ubun-ubun dan aku sudah mendekati orgasme, eranganku semakin keras saja dan akhirnya tanpa kusadari aku mencapai orgasmeku yang pertama
"aaaaaaahhhhhhhh...... ooooohhhhh ......"
aku menjerit-jerit histeris sambil mendekap kepala kedua orang yang sedang menikmati payudaraku sehingga semakin menempel di dadaku dan tubuhku bergetar-getar selama beberapa saat sebelum setelah itu aku rubuh karena lemas.
"Heh sini lu, puasin gue pake memek lu" ujar si botak yang rupanya pimpinan geng mereka yang duduk di kursi kayu dan memerintahkanku untuk memuaskannya.
Aku berdiri dan berjalan kearahnya dengan agak gontai karena aku masih lemas, aku bergidik melihat ukuran penisnya yang mungkin lebih besar daripada penis kuda itu, aku takut membayangkan bahwa benda asing itu sebentar lagi akan membelah vaginaku yang masih rapat ini. Walaupun aku sudah tidak perawan lagi aku yakin bahwa aku pasti masih akan kesakitan apabila penis si botak itu masuk ke vaginaku, dan panjangnya .... aku tidak yakin bisa masuk semuanya. Aku memposisikan tubuhku diatas penisnya dan aku mulai menurunkan tubuhku perlahan-lahan. Aku menggigit bibirku sambil mengerang-erang kesakitan saat kurasakan penisnya mulai membelah vaginaku, baru masuk kepalanya saja aku sudah tak tahan lagi rasanya, tubuhku yang sudah mengkilat itu semakin basah saja dibanjiri keringatku yang mengalir deras dari seluruh pori-pori tubuhku. Si botak yang ternyata tidak sabaran itu langsung memeluk tubuhku sehingga menempel di tubuhnya dan dia langsung bangkit berdiri yang menyebabkan penisnya menerojok masuk kedalam vaginaku yang mengirimkan rasa sakit ke syaraf otakku disertai teriakanku yang membahana di seluruh ruangan yang kecil itu.
"AAAAUUUUUU ..... SSAAAAKKKIIIIIITTTTTTTTTT ......AAAAAAAHHHHHHHH .....  lepaskaaaannnnnn" teriakku kesakitan. Aku pun berusaha menaikkan tubuhku yang tanpa hasil yang berarti karena si botak langsung menurunkan tubuhku lagi dengan dibantu oleh gravitasi bumi, lagipula tubuhku yang licin bergesekan dengan tubuh si botak membuatku sulit mempertahankan diriku diatas. Saat aku sudah bisa menaikkan tubuhku sehingga hanya kepala penisnya yang terbenam di dalam liang vaginaku, dia menurunkan tubuhku lagi sehingga penisnya terkocok-kocok keluar masuk vaginaku. Aku hanya bisa berteriak-teriak sambil menggeleng-gelengkan kepalaku karena kesakitan.

Si botak ternyata cukup kuat juga karena posisi itu membutuhkan banyak tenaga tapi ternyata dia bisa bertahan selama sekitar 10 menitan yang membuatku tersiksa selama itu. Tiba-tiba kurasakan ada yang mengelus-elus pantatku yang sekal dan basah itu dan ada jari-jari yang menusuk-nusuk lubang anusku. Aku dilanda kepanikan karena aku tidak mau dianal lagi oleh penis-penis yang menyakitkan. Ternyata si muka rusak yang meraba-raba pantatku dan ketakutanku pun terjadilah, dia memposisikan penisnya di anusku dan mulai mencoba memasukkan penisnya kedalam anusku yang masih sangat sempit itu. Aku sangat tersiksa tetapi si botak langsung mengulum bibirku yang terbuka lebar dan kamipun beradu lidah sementara penis si cacat perlahan-lahan melesak membelah anusku. Akhirnya aku bisa menikmati pemerkosaan itu setelah penis si botak dan si cacat bergantian mengebor lubang-lubangku. Si tonggos tidak mau kalah dan mulai merangsang payudaraku dengan meremas-remasnya. Orgasme demi orgasme kucapai secara bergantian dan aku sudah tidak bisa menghitung lagi berapa kali aku telah mengucurkan cairan cintaku sampai akhirnya semuanya berputar dan gelap, lalu tiba-tiba ......
"Hhhhhaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh .........."
Aku tersentak bangun dari tidurku dengan tubuh basah dibanjiri keringat walaupun AC dikamarku masih menyala, dalam keheningan setelah aku terbangun aku dapat mendengarkan suara hembusan AC dan detak jantungku yang ingin copot saja rasanya.
Aku bersyukur semua ini ternyata hanya mimpi buruk belaka. Aku melihat jam di HP iPhoneku yang menunjukkan jam 3 pagi.
"duh sial sekali bermimpi buruk seperti itu pula, menyebalkan" pikirku.
Setelah beberapa kali membolak-balik tubuhku dan menyadari kalau aku tidak mungkin dapat tertidur kembali, lagipula saat itu sudah jam 4.30 pagi, aku memutuskan untuk fitness saja.

Agar ada bayangan akan rumah yang kutempati ini akan kucoba kugambarkan seperti apa bentuknya. Rumah yang kutempati ini besar sekali aku tidak tahu berapa meter persegi luasnya tetapi terdiri dari dua tingkat, lantai dari tingkat bawah bawah dilapisi marmer, sedangkan lantai dari tingkat atas dilapisi oleh batu granit. Dipojok kanan belakang ruang tamu terdapat tangga melingkar yang lumayan besar dan terbuat dari semen yang dilapisi karpet berwarna merah. Di lantai bawah terdapat ruang multimedia dan akustik (lebih seperti bioskop kecil), ruang fitness, ruang tamu dan dapur yang letaknya agak terpencil di bagian belakang, juga terdapat dua kamar tamu yang masing-masing dilengkapi oleh kamar mandi di dalamnya. Di kamar atas terdapat ruang tenang (ruang kedap suara yang bisa dipakai untuk menyendiri atau menenangkan diri, ada juga dua jenis ruang sauna, yaitu ruang sauna yang dindingnya terbuat dari batu-batu garam dari Himalaya yang panasnya berkisar 70 derajat dan ruang sauna finland yang terbuat dari kayu yang panasnya dapat mencapai 95 derajat. Selain itu di lantai atas terdapat kamar tidur orangtuaku yang biasanya dipakai oleh papa dan ruang tidur tamu yang sekarang dipakai mama kalau dia kembali  dan menjengukku. Dan tentunya ada juga kamar tidurku yang dihiasi oleh warna biru muda (aku kurang suka warna pink, terlalu feminin). Di semua kamar diatas terdapat kamar mandi di dalamnya yang dilengkapi oleh bathtub dan Jacuzzi. Di luar terdapat kolam renang yang lumayan luas juga, sedangkan dibagian belakang rumahku ada kamar tidur pembantuku dan didepan di sebelah pos jaga satpam terdapat kamar tidur satpamku. Garasi mobil dirumahku dapat diakses melalui ruang tamu dan bisa dimasuki 6 mobil. Saat ini garasiku masih diisi oleh 2 buah mobil, Toyota Harrier dan Honda S2000ku. Aku ada rencana untuk membeli satu mobil lagi yang tidak terlalu mencolok. Aku sudah diberi ijin oleh ayahku untuk membelinya, mungkin besok lusa aku mampir ke dealer Honda milik temanku untuk membeli Honda Hybrid.

Kembali ke aku yang tidak bisa tidur lagi. Aku mengganti baju tidurku dengan baju senamku yang lebih mirip baju renang itu dengan bentuk X menutupi dada dan punggungku. Pundakku terbuka begitu pula perutku yang rata dan agak berotot ini. Aku menuju ruang fitnessku dan aku mulai dengan bersepeda ditempat, setelah kira-kira 15 menit aku melakukan pemanasan aku melanjutkan fitnessku dengan latihan beban rutinku yang kira-kira memakan waktu 25 menit. Setelah aku selesai dengan rutinitasku itu aku melanjutkan dengan latihan aerobic yang memakan waktu sekitar satu jam. Latihan aerobic yang intens itu membuatku basah berkeringat sehingga pakaian senam minimku basah kuyup oleh keringatku. Seusai aerobic aku mengambil handuk dan mengelap butir-butir keringat yang menghiasi dahiku dan mengalir menuruni leherku. Tanpa kusadari ternyata ada sepasang mata yang telah agak lama memandangiku yang sedang latihan itu. Satpamku yang curiga karena mendengar suara-suara langsung mengendap-endap dan mengintip dari jendela ruang fitness yang memang kubiarkan terbuka, niatnya baik walaupun tanpa sengaja dia sempat ikut menikmati keindahan tubuhku yang terbalut pakaian minim. Aku yang kecapaian memutuskan untuk bersantai-santai saja, setelah meminum air putih di ruang tamu aku langsung keatas menuju kamarku dan langsung melucuti satu persatu pakaian senamku dan membuka keran Jacuzziku. Setelah Jacuzziku penuh dengan air aku mulai merendam tubuhku dan melepas penat yang kurasakan disekujur tubuhku, apalagi setelah semburan-semburan bubble udara menyemprot dan serasa memijiti tubuhku ini aku benar-benar merasa santai. Hampir satu jam lamanya aku berendam ketika aku sayup-sayup mendengar suara alarm dari HP iPhoneku yang mengalunkan nada-nada lembut. Aku tersentak dan menyadari kalau aku telah terlambat untuk pergi kesekolah, aku segera mengosongkan Jacuzziku dan berlari-lari kecil ke kamarku untuk berganti baju. Aku menyambar tasku dan berlari kebawah, aku cepat-cepat sarapan dan langsung berlari ke garasiku ketika aku mendengar pembantuku berteriak "non, resleting roknya masih terbuka"

Aku segera menutupnya sambil berlari-lari ke Toyotaku yang langsung kustarter dan dengan frustrasi aku menunggu pintu garasi yang terbuka perlahan-lahan. Aku memacu Harrierku dengan kecepatan yang cukup tinggi, untung aku memiliki keahlian menyetir seorang pembalap rally (bukan aku loh yang berkata itu, teman-teman baikku semua berkata kalau aku menyetir pasti tidak kalah dengan anak-anak lelaki lainnya). Ternyata keahlian tinggi tidak dapat mengalahkan sang waktu yang ternyata berpacu bersama-sama denganku, karena aku masih juga terlambat, aku mulai khawatir karena guru pelajaran jam pertama ini lumayan killer juga. Aku dengan mengendap-endap memasuki ruang kelas yang kebetulan pintunya dibelakang, Pak Romin yang sedang menghadap papan tulis ternyata awas juga oleh keberadaanku yang secara diam-diam memasuki ruangan.
"Iicha!! Kamu terlambat dua puluh menit, waktu istirahat nanti kamu harus segera menghadap saya!" teriaknya dari depan, aku yang tidak menyangka dia sadar aku masuk ke kelasnya langsung tersentak kaget.
"I.... iya pak, siap pak!" jawabku yang langsung disambut tawa seisi kelas.
Sialan pikirku, mau apa lagi nih, dasar apes, gara-gara mimpi buruk tadi pagi sih. Aku mengumpat-umpat sendiri dalam pikiranku, menyesali kejadian tadi.
"Kamu terlambat ngapain aja?" bisik Budi teman sebangkuku.
"Telat bangun tadi, eh ada pe er ngga sih?" jawabku sambil membuka-buka buku agendaku.
"Iya ada tapi bukan untuk pelajaran ini, pelajaran berikutnya"
"Waduh sial, aku lupa buat sepertinya, pinjam pe ermu dong?"
Akhirnya aku mengcopy pe er Budi saat pelajaran pak Romin, untung beliau tidak menyadari kalau aku tidak terlalu memperhatikan pelajaran yang diberikannya.
Akhirnya bel pun berbunyi dan aku langsung keluar dari kelas sambil menolak ajakan Rina untuk makan bersama di kantin karena aku harus menghadap pak Romin. Aku mengambil jalan memutar untuk menuju kantor guru yang masih terletak di gedung lama sekolahku karena jalan pintas yang menuju kantor guru itu melewati bagian lama gedung yang sudah tidak terpakai lagi dan menunggu untuk diambrukkan untuk dibangun ruang olah raga yang baru. Aku bukannya superstitious atau percaya akan cerita-cerita hantu tetapi aku mendengar kalau jalan pintas itu sekarang rawan karena banyak dipakai untuk geng-geng tertentu untuk menggerombol.

Sandra
Akhirnya aku diomeli pak Romin karena aku sudah beberapa kali terlambat masuk ke kelas, kebetulan pak Romin ini guru pembimbing kelasku sehingga beliau juga mendengar omelan-omelan dari guru-guru lainnya yang mengadu kalau aku telah beberapa kali terlambat masuk kelas, baik pagi hari ataupun setelah istirahat. Sewaktu aku sudah boleh kembali ke kelas ternyata bel tanda masuk sudah berbunyi, aku tidak mau terlambat lagi untuk pelajaran Bu Rosa, jadi aku memutuskan untuk lewat jalan pintas yang melewati gedung lama. Di tengah perjalanan aku mendengar suara beberapa lelaki dan seorang perempuan yang kedengarannya tidak asing lagi bagiku, karena rasa keingintahuanku dan aku juga ingin mengetahui apakah suara itu benar-benar suara yang kukenal, aku memutuskan untuk mengintip sebentar dari celah dipintu. Betapa terkejutnya kala kulihat teman baikku, Sandra sedang dikelilingi oleh 3 anak laki-laki yang tampangnya jelas-jelas tidak sepadan dengan Sandra. Sandra tingginya sepadan denganku, Cantik dan bertubuh putih mulus tanpa cacat sedikitpun, aku sudah beberapa kali mengagumi tubuhnya yang indah itu saat kita bersantai di sauna dirumahku. Payudaranya lebih kecil sedikit daripada aku yaitu 34C, perutnya juga rata dan pantatnya yang membulat padat benar-benar merangsang semua lelaki untuk menjamahnya.
"Tidak, aku tidak mau melayani nafsu bejat kalian!" teriak Sandra
"Begini sayang, ada dua pilihan buatmu" katanya sambil menodongkan pisaunya kearah Sandra.
"Pilihan pertama adalah kamu menurut dan melakukan apa yang kita minta dan setelah itu kamu bisa kembali mengikuti pelajaran. Atau pilihan kedua adalah kami akan memaksa kamu, merobek-robek baju kamu dan memukuli kamu sehingga kamu berakhir di rumah sakit, kami akan mengambil foto-foto bugil kamu dan akan kami tempelkan di papan pengumuman. Sekarang yang mana yang kamu pilih?" Dinan menyeringai dengan senyum jeleknya. Ketiga orang yang mengelilingi Sandra itu cukup terkenal di SMAku, walaupun mereka baru kelas 2 (aku dan Sandra duduk di kelas 3) tetapi reputasi jelek mereka sudah tersebar kemana-mana. Pemimpin mereka, si Dinan bertampang jelek dan mukanya dihiasi jerawat-jerawat yang menjijikkan. Kedua anggota gangnya tidak lebih baik lagi tampangnya, muka mereka hitam-hitam dan yang dipanggil Kuda bergigi tonggos dan berrambut cepak, sedangkan yang dipanggil Kribo berrambut panjang dan keriting.

Sandra yang tidak punya pilihan lain akhirnya mengiyakan.
"Baiklah aku akan menurut" katanya lirih disertai tawa ketiga orang itu.
"Hahaha akhirnya kita menemukan cewe yang pandai juga" jawab si Kuda sambil menyeringai menunjukkan sederetan gigi yang tidak karuan bentuknya.
"Sekarang kamu harus merangsang kami dengan tarian striptease, cewe seperti kamu pasti suka dugem dan pasti bisa menari" kata Dinan dengan nada mengejek.
Si kribo mengeluarkan HP SonyEricsson W810nya yang sudah jelek itu dan mulai memainkan lagu-lagu yang bernada keras. Sambil menggoyangkan tubuh indahnya, Sandra mulai melepaskan kancing bajunya satu persatu. Semua mata memandang dengan tak berkedip ketika Sandra menjatuhkan baju seragamnya ke lantai dan mempertontonkan kedua belah payudara yang menonjol ingin keluar dari BHnya. Sandra kembali bergoyang seirama dengan musik yang menghentak-hentak dan melepaskan roknya yang membuat ketiga orang itu bertepuk tangan.
"lepas sekalian BHnya, ayo lepas, sudah ingin meloncat keluar tuh"
Sambil menahan malu Sandra melepaskan BH nya yang membuat kedua payudara indahnya tergantung dengan bebasnya dan ikut meloncat-loncat seirama goyangan tubuhnya. Ketiga orang itu berdecak kagum memandangi tubuh mulus Sandra yang meliuk-liuk erotis, keringat sudah mengalir deras membasahi tubuh putih mulusnya yang sempurna tanpa cacat bak batu pualam yang dipoles. Setelah Sandra melepaskan celana dalamnya sudah tidak ada lagi pakaian yang melekat di tubuhnya kecuali kalung emas, jam dan sepatu casualnya yang membuat dirinya terlihat lebih sexy lagi. Ketiga berandalan itu mulai mengeluarkan penis mereka yang sudah mengeras dari tadi karena menikmati goyangan Sandra yang indah itu. Mereka satu persatu mulai melepaskan baju mereka sambil menikmati suguhan erotic dance Sandra yang sudah mulai kecapaian, hal itu terlihat dari banyaknya keringat yang mengucur dari tubuhnya.

Dinan mendekati Sandra dan ikut menari bersamanya sambil menempelkan tubuhnya ke tubuh Sandra dan sesekali meremas-remas payudara Sandra dari belakang serta memilin-milin putingnya yang mulai mengeras. Kedua bawahannya belum diperbolehkannya menyentuh Sandra karena dia ingin mencicipi Sandra untuk yang pertama kali. Sandra mulai menggelinjang dan sesekali melenguh-lenguh ketika Dinan memilin-milin putingnya atau menggosok-gosok klitorisnya menandakan bahwa diam-diam Sandra ikut terangsang juga oleh permainan Dinan. Dari posisiku aku dapat melihat Dinan yang mengecupi leher Sandra yang basah kuyup berkeringat itu dan sesekali menjilati dan menggigit-gigit daun telinga Sandra yang dijawab oleh erangan lembut Sandra. Tarian mereka berdua diakhiri oleh pelukan Dinan pada pinggang Sandra sambil tangan kirinya meremas payudara Sandra serta Sandra yang menolehkan kepalanya ke kanan saling beradu lidah dengan Dinan, tangan kanan Sandra memegang penis Dinan dan mengocok-ngocoknya perlahan-lahan. Dinan lalu menurunkan tubuh Sandra dan memaksanya mengulum penisnya yang berdiri tegak seperti tiang mercu suar itu, diameternya begitu lebarnya sampai Sandra harus memeganginya dengan kedua tangannya.
"Jangan, tolong, penis ini tidak akan muat dimulutku"
"Jangan banyak bacot kamu, lakukan saja atau ..." Dinan mengangkat satu tangannya, Sandra yang ketakutan mulai menjilati kepala penis itu dan perlahan-lahan memasukkan penis itu kedalam mulutnya. Terlihat kalau dia menahan rasa mual mungkin oleh baunya yang menyengat itu karena dilihat dari tampang mereka, pasti mereka jarang mandi.
Sambil mengrenyitkan dahinya Sandra mulai mengulum-ngulum penis Dinan, karena tidak sabar akhirnya Dinan memaju-mundurkan pinggangnya sambil menahan kepala Sandra yang membuat mulut Sandra terpaksa terbuka lebih lebar dari seharusnya. Aku kasihan melihatnya tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencegahnya, apalagi ketika aku melihat si kuda mengambil kamera digital dan mengambil foto-foto Sandra yang sedang dipaksa mengulum penis Dinan. Si kuda layaknya fotografer professional mengabadikan adegan-adegan panas itu dengan berbagai gaya sampai badannya menekuk-nekuk dan berguling-guling, lucu juga dilihatnya.

Sekitar 5 menit Sandra menyepong penis Dinan, karena enaknya sepongan Sandra tampaknya Dinan tidak dapat menahan orgasmenya lagi dan dengan erangan keras menyemburlah lahar panas Dinan didalam mulut Sandra.
"Arggghhh ... enak sekali .... telan semua, jangan sampai ada yang terbuang" perintahnya pada Sandra yang terpaksa menelan semua sperna Dinan. Walaupun Sandra sudah mencoba sebaik mungkin untuk menelannya tetap saja ada yang mengalir di sisi bibirnya.
Plaaaakkkkk .... sebuah tamparan mendarat di pipi Sandra yang diiringi isak tangisnya, yang menamparnya tidak lain adalah Dinan yang merasa kalau Sandra membuang-buang spermanya yang berharga. "Dasar perempuan bodoh, sayang spermaku dibuang-buang begitu saja! Da, kamu boleh sikat dia, habisi saja, kau juga boleh ikut, bo!" si Dinan memberi perintah pada kuda dan kribo untuk menikmati tubuh Sandra yang lunglai terisak-isak sambil terduduk di lantai. Kedua berandalan itu serentak maju dan tanpa dikomando lagi mereka membuka pakaian mereka satu persatu sehingga keduanya bugil, aku terkesiap melihat ukuran penis si Kuda, ternyata dia dipanggil kuda bukan hanya karena gigi-giginya yang tonggos melainkan ukuran penisnya yang seperti penis kuda, benar-benar penis terbesar yang pernah aku lihat. Aku mengira-ira panjangnya sekitar 30 cm dan diameternya 5 cm, aku jadi bergidik membayangkan penis itu akan membobol lubang teman baikku itu. Si kribo menyuruh Sandra untuk bangun dan membalikkan tubuhnya sehingga Sandra menghadap dinding dengan kedua tangannya menopang di dinding kelas itu dengan agak membungkuk sehingga payudaranya tergantung dengan bebasnya dan terlihat lebih besar. Kribo lalu memegang induk payudara Sandra dan mulai meremas-remas payudaranya sedangkan si kuda merenggangkan kaki Sandra dan mulai menjilati gumpalan daging kecil yang bernama klitoris itu sehingga Sandra mulai terdengar berat nafasnya, dia mulai terengah-engah dan mengerang-erang lembut keenakan oleh rangsangan-rangsangan yang diterima oleh tubuhnya. Rupanya akal sehatnya sudah dikuasai oleh birahi sehingga Sandra terlupa kalau dia sedang diperkosa oleh berandalan-berandalan yang tidak sederajat dengan dirinya, anak orang kaya dan bertubuh mulus dan terawat yang sekarang sedang digumuli oleh dua orang berkulit hitam dan jarang mandi itu.

Kribo tidak hanya meremas-remas payudara Sandra, tangannya juga kadang-kadang memilin-milin puting Sandra yang merah muda itu seperti orang mencari gelombang radio sambil mulutnya menciumi punggung Sandra yang sudah mengkilat basah berkeringat itu. Tangan kuda pun tidak tinggal diam, selagi mulut dan bibirnya menikmati vagina Sandra, tangannya kadang-kadang menggosok-gosok vagina Sandra atau meremas-remas bongkahan pantatnya yang indah membulat padat itu. Plaakkkk ... plaakkkk .... terkadang si kuda juga menampar-nampar pantat Sandra yang membuat pemiliknya menjerit kesakitan. Sandra yang sudah terangsang tidak dapat menahan dirinya lagi, dia menggeliat-geliat keenakan serta mengerang-erang dengan nikmatnya tidak memperdulikan jepretan-jepretan foto dari kamera digital yang kini dipegang Dinan. Akhirnya gelombang orgasme yang menyerang dan mendera tubuh Sandra datang juga ....
"ooooooohhhhh ... aaaahhhhhh ..... accckkkkhhhhh......." Sandra mengerang-erang dan melenguh-lenguh kenikmatan, orgasme yang mendera tubuhnya terlalu intens sehingga Sandra terjatuh lemas, Kribo dengan cekatan memeluk perut Sandra sehingga dia tidak terjatuh menindih si Kuda. Kribo menikmati belahan pantat Sandra yang menjepit penisnya yang sudah mengacung tegak itu. Si kuda duduk bersandar di dinding kelas dan menyuruh Sandra untuk memasukkan penisnya ke vaginanya dengan gaya Woman on Top. Dengan dibantu si kribo Sandra sambil bergidik mulai memposisikan dirinya diatas penis si kuda yang benar-benar seperti penis kuda itu. Perlahan-lahan Sandra menurunkan tubuhnya sambil menggigit bibir bawahnya menahan sakit proses penetrasi itu. Sandra mengerang-erang sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan berusaha menaikkan tubuhnya tetapi Kribo yang menahannya lebih kuat sehingga perlahan-lahan penis itu masuk mengisi liang vagina yang jarang dimasuki penis itu.
"AAAAAAAAAAA...........SAKIIIIIIIITTTTTTTTTT ..... HENTIKAAANNNNN .... AAARRRGGGHHHHH......" tiba-tiba aku tersentak mendengar lolongan pilu Sandra yang menjerit-jerit kesakitan ketika penis kuda tiba-tiba masuk dan membelah vaginanya yang masih sempit itu hanya karena Kribo tidak sabar lagi menanti gilirannya dan memberati tubuh Sandra yang dengan sekali sentak melesak kebawah seperti pasak.

Terlihat darah segar mengalir dari vagina Sandra yang jelas-jelas sudah tidak perawan lagi, sepertinya vaginanya robek karena dipaksa dimasuki penis sebesar pemukul baseball itu. Kribo yang tidak kasihan mulai memasukkan penisnya yang besar (walaupun tidak sebesar milik si kuda, tetap saja ukurannya besar) kedalam lubang anus Sandra yang disertai jeritan-jeritan ngilu pemiliknya. Benar-benar barbar kelakuan ketiga orang itu, darahku mendidih karenanya. Saat itu aku tidak bisa berbuat apa-apa, apalagi si Dinan itu anak kepala sekolah, benar-benar aib bagi keluarganya mengingat kakaknya adalah seorang insinyur dan kakak keduanya sedang menjalani program masternya, hanya si Dinan yang seperti produk gagal. Terlihat kribo dan kuda memaju mundurkan penis mereka tanpa ampun di kedua lubang Sandra secara bergantian selama sekitar 10 menit disertai jeritan kesakitan Sandra yang awalnya terdengar memilukan. Erangan-erangan Sandra terdengar semakin lirih dan  lama kelamaan jeritannya digantikan oleh erangan-erangan erotis, ternyata Sandra mulai menikmati double penetration itu dan mulai ikut menggerak-gerakkan pinggulnya sambil tangannya bertumpu di dada si kribo yang berbaring dibawahnya. Si kribo menggerakkan tangannya untuk meremas-remas payudara Sandra yang besar menggantung itu dengan gemasnya disertai erangan-erangan erotis sang empunya. Butiran-butiran keringat Sandra makin mengucur deras dan menetes-netes di dada Kribo, tubuhnya yang menggeliat-geliat terlihat sexy sekali dan kontras dengan para pemerkosanya yang rata-rata bertubuh hitam dan bertampang jelek sedangkan Sandra sendiri cantik dan tubuhnya putih mulus berkilat-kilat basah berkeringat bagai batu pualam yang digosok. Setelah agak lama menggeliat-geliat keenakan akhirnya mereka bertiga mencapai orgasme mereka secara bergantian, yang pertama mencapai orgasmenya adalah Kuda yang menyemprotkan spermanya kedalam lubang anus Sandra yang jelas-jelas tidak sanggup menampungnya sehingga terlihat cairan putih kental itu mengalir keluar dari lubang sempit yang terpaksa terbuka lebar.
Berikutnya adalah giliran Sandra yang mencapai orgasmenya dengan berteriak keenakan
"aaahhhhh ..... aaarrrgghhhh ..... uuuufff ....." terdengar suara Sandra yang terengah-engah kecapaian dan keenakan, tubuhnya bergetar dan menikmati orgasmenya selama setengah menit. Beberapa saat kemudian terlihat si kribo yang mengerang-erang dan akhirnya menumpahkan semua isi spermanya dalam vagina Sandra yang sudah tergolek lemas dipelukannya.

Saat itu juga iPhoneku berdering sehingga semua orang di dalam ruangan itu kaget dan mencari sumber suara sedangkan aku langsung berlari sambil mematikan Hpku. Untung aku sempat berbelok ke gang sebelum mereka sempat keluar dari ruang kelas itu sehingga mereka tidak sempat melihatku yang hampir bertabrakan dengan Pak Rahmat, guru BP yang hendak kembali ke ruangannya yang segera menyuruhku masuk ke ruang kelas karena jam istirahat sudah lama berselang. Sepulang sekolah aku menelepon Sandra dan kutanyakan dimana dia kok tidak mengikuti pelajaran, dia menjawab bahwa dia merasa tidak enak badan dan pulang rumah lebih awal, dia bertanya apakah dia boleh datang ke rumahku karena dia tidak merasa enak di rumahnya sendiri yang sering kosong itu, aku memperbolehkannya dan menyuruhnya datang lebih dulu, toh dia punya remote control untuk membuka pintu gerbang rumahku. Sesampainya aku dirumah aku langsung dipeluk oleh Sandra sambil menangis sesenggukan, dia langsung menanyakan apakah aku melihat segalanya, dia mengenali ringtone iPhoneku karena ringtone itu dia yang mengeset untukku. Aku mengelus-elus rambutnya dan mencium pipinya, sambil menenangkan Sandra aku juga menceritakan kejadian aku diperkosa di calon tempat lesku. Sandra memeluk tubuhku sambil bergetar karena dia masih takut, ternyata mereka tadi tertangkap oleh Pak Rahmat dan ketiga berandal pemerkosa Sandra itu dikeluarkan dari sekolah saat itu juga. Aku mengajak Sandra untuk berendam di jacuzzi. Kami berdua berjalan bergandengan ke kamar mandiku dan sama-sama melolosi pakaian yang masih melekat ditubuh kami. Aku memeperhatikan tubuh Sandra yang putih mulus itu dan nafsuku mulai bangkit, sudah tak ada lagi selembar benangpun yang melekat di tubuh kami, kudekati Sandra yang memunggungiku dan kulingkarkan tanganku memeluk tubuhnya dari belakang, payudaraku yang besar ini menekan lembut punggung Sandra yang polos. Aku yang sedikit lebih tinggi dari Sandra mencium pipinya dan berbisik dengan lembut di telinganya
"Kamu cantik, sayang ........."


Iicha Nichole Part.1


Namaku Iicha Nichole, aku biasa dipanggil Iicha. Cerita ini bermula saat aku masih duduk di bangku SMA. Sejak kecil aku memang telah menarik perhatian banyak lelaki, baik yang seumuran denganku maupun yang umurnya jauh lebih tua dariku. Bisa dibilang aku memang sangat menarik perhatian karena aku berdarah campuran Jepang dan Australia. Waktu itu aku sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik jelita dengan tubuhku yang putih mulus dan tingginya 171cm dan ukuran dada yang termasuk besar apabila dibandingkan dengan ukuran pinggangku yang ramping yaitu 34D. Aku memang sering menjaga makan dan berolahraga dirumah sehingga perutku rata dan tak ada lemak yang menempel di tubuhku. Dengan ukuran dada segitu aku sering kerepotan apabila aku harus berolahraga tetapi ada juga daya tariknya tersendiri. Orang tuaku baru dua tahun lalu bercerai dan mereka kembali ke negara asal mereka masing-masing sedangkan aku yang ingin tinggal di Indonesia diberi rumah yang besar dengan dua orang pembantuku dan seorang satpam. Aku yang sudah bisa mengendarai mobil sendiri ditinggali mobil papaku yaitu Honda S2000 VGS putih dan sebuah Toyota Harrier berwarna silver milik mama. Papa yang telah kembali ke Jepang datang mengunjungiku dua kali setahun dan mama yang berasal dari Australia datang dua kali setahun pada waktu yang berlainan.


Hari itu aku sedang bermalas-malasan dirumah ketika saudara sepupuku yang dari jepang menelepon karena dia minggu depan ingin datang berkunjung selama seminggu. Aku hanya mengiyakan saja karena saat itu aku sedang tidur-tiduran diranjang dan malas mengangkat telepon. Setelah kututup teleponnya aku menyadari kalau aku nanti sore harus pergi ke les privat kimia di jalan panjaitan tapi aku tidak tahu dimana letaknya. Sebenarnya aku malas keluar kamar karena siang itu cuaca panas dan lembab sekali, tetapi kuputuskan untuk bertanya ke satpamku yang memang hafal seluk beluk kota ini. Dengan masih mengenakan t-shirt pink dan celana pendek aku keluar dari kamar, aku memang biasa tidak mengenakan bra dan celana dalam apabila aku dirumah, kecuali ada tamu yang datang atau aku berolahraga dan tentunya saat menstruasi. Untungnya saat itu aku baru saja melewati masa menyebalkan itu. Ku langkahkan kakiku menuju pos satpamku dan kuintip kedalamnya dengan keheranan karena aku tak menemukan pak Nardi didalamnya. Aku sudah merasa kesal karena aku sudah kegerahan, tubuhku terasa lembab sedangkan satpamku tak tahu kemana. Ketika aku membalikkan tubuhku ingin kembali ke kamarku, kudengar sayup-sayup suara wanita yang melenguh-lenguh. Aku penasaran siapa itu karena setahuku istri pak Nardi ada di kampungnya, akan kudamprat dia apabila dia berani mendatangkan wanita kerumahku tanpa sepengetahuanku. Wanita itu tidak mungkin salah satu dari pembantuku karena mereka sedang pergi berbelanja. Dengan megendap-endap kudekati kamar tidur satpamku itu dan kuintip dari jendelanya. Alangkah kagetnya aku ketika kutemui satpamku ternyata sedang membaca buku dan suara itu ternyata lagu dari radionya, memang akhir-akhir ini banyak lagu-lagu yang kedengarannya aneh.


Sambil mengelap dahiku aku mengetuk kamarnya.

"Eh neng Iicha, ada apa neng panas-panas begini kesini? Kan bisa pakai intercom?" jawabnya sambil membukakan pintu untukku. Aku hanya bisa tersenyum karena ketololanku.

"Tapi lebih enak kalau bertanya langsung, pak" jawabku sekenanya.

"Pak tahu dimana jalan Panjaitan?"

Satpamku menjelaskan dimana letak tempat lesku sambil pandangannya mencuri-curi ke arah dadaku yang terlihat membusung dibalik t-shirt longgarku. Setelah kutanyakan padanya dimana letak rumah guru les privatku aku langsung kembali ke kamarku karena aku harus mandi dan bersiap-siap untuk pergi les. Perjalananku ke tempat les tidak dapat dibilang mulus, beberapa kali aku salah masuk jalan sehingga aku harus beberapa kali menelepon satpamku. Akhirnya sampai juga aku di tempat lesku yang rumahnya agak terpencil di perumahan itu.

Kuparkirkan S2000 ku didepan rumahnya yang tergolong besar dan megah itu.

"Wah penghasilan guru les besar juga ya" pikirku.

Saat aku membunyikan bel di rumah tempat les ku, pintu dibukakan oleh seorang pemuda yang berdada bidang dan wajahnya lumayan, badannya sedikit lebih tinggi dari aku. Aku menanyakan apakah ini rumah pak John, dia menjawab bahwa pak John sedang ada keperluan mendadak dan sebentar lagi pulang, dia menawarkan aku menunggunya didalam. Aku merasa agak risih juga karena dia terus-menerus memandangiku dan kadang-kadang matanya melirik ke arah belahan dadaku yang seperti mencuat ingin keluar dari tanktop merahku yang memang agak ketat dan mencetak tubuhku yang sempurna.


Akhirnya setelah menimbang-nimbang sejenak aku mengikutinya masuk, dia ternyata anak pak John, setelah berkenalan aku tahu bahwa namanya Hendra, dia angkatan pertama universitas terkenal di kotaku dan mengambil jurusan computer science. Dia bertanya kepadaku apakah aku bersedia menemaninya menonton film sambil menunggu pak John pulang, karena aku toh tidak ada kerjaan aku mengiyakan saja.

Hendra menyalakan DVD yang menayangkan film action. Setelah sekitar 15 menit adegan-adegannya mulai berubah, semakin lama semakin menjurus ke sex. Aku yang baru pertama kalinya menonton film bokep jadi salah tingkah, aku merasa agak risih tetapi rasa ingin tahuku lebih kuat sehingga aku semakin menyimak filmnya. Hendra duduk semakin merapat padaku, aku yang sudah merasa gerah karena rumah itu sama sekali tidak ada ACnya semakin merasa kepanasan karena suatu gejolak dalam tubuhku yang tidak bias kujelaskan. Hendra diam-diam menaruh tangannya di pundakku, secara otomatis kutepis tangannya. Dia tiba-tiba merangkulkan lengan kirinya ke pundakku dan menarikku ke pelukannya dan langsung melumat bibirku. Aku gelagapan dan berusaha menolaknya tapi apa dayaku seorang gadis melawan pemuda yang juga sering berolahraga, hal itu terlihat dari otot-ototnya yang tercetak di t-shirtnya. Lama kelamaan pertahananku melemah karena aku mulai kehabisan nafas dan pelukannya yang kencang pada tubuhku kurasa sangat menyesakkan, lagipula aku penasaran juga apa yang akan dia lakukan padaku, rasa keingintahuanku mulai timbul. Sambil menciumi bibirku kurasakan tangannya mulai meremas-remas payudaraku dari luar bajuku, suatu sensasi baru kurasakan pada tubuhku.

Setelah puas menciumi bibirku, mulutnya mulai menjelajahi leherku yang putih mulus sambil tangannya turun mengelusi pahaku. Ketika tangannya sampai ke liang kemaluanku dan mulai menggosok-gosok celana dalamku, aku terengah-engah kegelian, aku merasa gerah, seluruh wajah dan tubuhku mulai dihiasi butir-butir keringat yang berlomba-lomba keluar dari pori-pori tubuhku.


Merasa diatas angin, Hendra melepaskan pelukannya dan membuka bajunya sendiri dan sambil melolosi tanktopku dia bertanya kepadaku apakah ini pertama kalinya buatku, aku cuma mengangguk mengiyakan. Hendra menyarankan aku untuk relax saja dan menikmati perbuatannya, aku sebenarnya menolak tetapi dia mengancamku daripada dia berbuat kasar kepadaku, akhirnya aku menuruti saja kemauannya. Matanya melotot dan dia berdecak kagum memandangi dadaku yang masih tertutup bra berwarna ungu berukuran 34D itu. Belahan dadaku yang terlihat membulat indah dihiasi butir-butir keringat yang membuat semua orang yang melihatnya ingin cepat-cepat menyentuhnya, begitupun Hendra yang segera memasukkan tangannya kedalam cup bra ku untuk mengeluarkan payudara kiriku yang langsung dikenyotnya seperti bayi yang menyusu. Lidahnya menjelajah seluruh permukaan payudaraku. Putingku dipermainkannya dengan lidahnya, dijilati dan digigit dengan lembut mempermainkan birahiku yang kian melambung.

"ohhh ..... ssshhhhh ..... hmmm ....." aku mendesah-desah keenakan sambil tanganku meremas-remas rambut Hendra aku mulai menggelinjang.

Setelah puas mengenyoti dan meremas-remas payudaraku, Hendra membuka celana beserta celana dalamnya sehingga dia sekarang telanjang bulat didepanku, aku tersentak kaget melihat ukuran penisnya yang panjang dan berdiameter cukup lebar, mungkin sekitar 13 cm panjangnya,, maklum ini baru pertama kalinya aku melihat kemaluan seorang lelaki. Dia mengajukan penisnya kedepan mulutku dan memaksaku untuk mengulumnya sambil dia memperingatkan aku untuk tidak menggigitnya. Aku yang sudah tidak ada pilihan lain mulai memasukkan kepala penis yang besar itu kedalam mulutku yang kecil, hampir tidak bisa mulutku menampung ukuran penisnya yang besar itu.


Aku mengernyitkan dahiku karena baunya yang cukup menyengat, perlahan penis itu mulai masuk ke dalam mulutku. Aku semula agak bingung apa yang harus kulakukan tetapi aku anggap saja itu seperti melumat permen. Ternyata Hendra menikmatinya, ditandai dengan erangan-erangan yang keluar dari mulutnya. Tangan Hendra bergerak melucuti kait braku dan membiarkannya jatuh ke lantai sambil setelah itu dia meremas-remas kembali kedua belah payudaraku dan mempermainkan putingku. Aku sudah benar-benar terangsang dan mengerang-erang lembut "mmmmhhhh....hhmmmmhhhh..." dan aku semakin giat mengoral penisnya.

Setelah 10 menitan dia melepaskan mulutku dari penisnya dan mengangkatku berdiri, Hendra memelototi tubuhku yang sudah mengkilat basah bermandi keringat dan membalikkan tubuhku lalu meremas-remas payudaraku dari belakang sambil diciuminya leher, tengkuk dan belakang telingaku. Aku memalingkan wajahku dan kulumat bibirnya, lidah kami beradu dengan ganasnya sementara tangannya sibuk menggerayangi dadaku dan turun ke perutku yang licin dan dihiasi alur-alur air keringat yang seperti sungai berlomba-lomba menuruni tubuhku, aku juga merasakan batang kemaluan Hendra yang menempel di belahan pantatku yang masih tertutup rok kuningku. Tangan berototnya melorotkan rokku plus celana dalamku sehingga aku berdiri didepannya sama-sama bugil. Hendra menyuruhku menungging dengan kaki terbuka lebar dan tangan bertumpu pada sandaran sofa, dengan begitu vaginaku yang bersih dari bulu-bulu itu semakin tertampang indah didepannya, aku selalu rajin mencukur bulu-bulu disekitar vaginaku untuk mengurangi rasa gerah dan aku juga merasa lebih bersih. Tangannya mengusap-usap pantatku yang basah dan menuruni belahan pantatku untuk mencapai butiran kacang yang bernama klitorisku untuk kemudian diusap-usapnya. Tubuhku semakin menggelinjang.


"Aaaaahhh....hhhhmmmmmmm......." erangku sambil menikmati perlakuannya pada diriku. Aku merasakan vaginaku semakin basah oleh cairan cintaku yang membanjir keluar oleh rangsangan tangannya.

Caranya yang lembut mempermainkan birahiku itu membuatku terasa melayang-layang dan membiarkan tangannya yang satunya lagi meremas-remas payudaraku yang tergelantung dengan bebas. Aku mulai panik ketika aku merasakan sesuatu yang besar dan keras menempel di liang vaginaku dan memaksa membelah lubang yang masih tertutup rapat. Walaupun liang vaginaku sudah dibasahi oleh cairan cintaku tetap saja penis super besar itu kesulitan masuk.

"AAAHHHHHHH.... " Aku menjerit cukup keras ketika aku merasa kepala penis itu memaksa masuk ke liang vaginaku. "AAAAAAAAAAAHHHH... AAUUUGGGGHHHHH...... SSAAKIIIITTT..." teriakku sambil memberontak ketika Hendra melesakkan penisnya merobek-robek keperawananku.

Hendra yang seperti kesetanan tidak memperdulikan teriakan-teriakanku dan mulai menggenjot vaginaku dengan ganasnya.

"Aaaahhhh ..... aaaahhhhh ... pelaannnn pelaaaaaaaannnnn ..... aaaaaaaa.....auuuuuhhhhhh....." Aku melenguh-lenguh dan memohon-mohon agar dia tidak terlalu kasar menggenjot tubuhku yang semakin berkilat basah oleh air keringatku yang menuruni wajah dan payudaraku menetes-netes ke lantai.

"Uhmmmm..... enak sekali vaginamu ....." jawabnya sambil mendiamkan penisnya sejenak didalam vaginaku yang meremas-remas penisnya sebelum Hendra mulai bergerak lagi dengan cukup brutal.


Setelah sekitar 10 menit menjerit-jerit kesakitan aku mulai merasakan sensasi yang berbeda, terutama setelah hendra menarik tangan kananku ke belakang sehingga punggungku menempel ke dadanya yang bidang dan dia menciumi tengkuk dan belakang telingaku.

"OOoohhh aaaahhhh ... enaaakkkk ..... aaahhhh ....." tangannya memegang induk payudaraku dan meremas-remas payudaraku yang semakin kenyal saja rasanya.

Satu tangannya turun merayapi perutku dan mulai mengocok-ocok vaginaku yang terlihat merah muda karena darah perawanku yang bercampur aduk dengan cairan kewanitaanku dan peluhku. Dia tak berhenti memompa vaginaku mengirimkan sensasi-sensasi nikmat sampai ke ubun-ubun. 15 menit lamanya Hendra mengocok vaginaku sebelum aku merasakan sesuatu yang membuatku melayang-layang kelangit ketujuh, dan akhirnya ...

"AAAAAAAAAhHHHHHHH ......." Croootttt .... Crroootttt ..... aku mencapai orgasmeku yang pertama disertai lolongan panjang dan tubuhku bergetar-getar selama setengah menit. Aku merasa capai sekali dan tulang-tulangku serasa dilolosi dari sendi-sendiku.

Tanpa memandang diriku yang masih kelelahan karena orgasme hebatku yang pertama itu, Hendra mendudukkan dirinya di sofa sambil membimbingku menaiki tubuhnya seperti yang sekarang sedang ditayangkan di DVDnya. Aku bergidik melihat penisnya yang masih tegang mengacung seperti tiang bendera itu. Terbayang nikmatnya orgasme yang membuatku melupakan rasa sakit itu dan aku mulai memposisikan diriku diatas penisnya. Perlahan lahan kuturunkan tubuhku sambil aku menggigit bibir bawahku karena kesakitan merasakan penisnya yang mulai membelah vaginaku.


Perlahan-lahan penis itu mulai mengisi rongga kemaluanku hingga penuh sesak dan kurasakan pantatku yang kini telah menempel di pahanya. Kunaikkan tubuhku perlahan-lahan dan ketika aku menurunkannya perlahan-lahan pula Hendra tidak sabar dan menghentakkan tubuhku ke bawah sambil dia mengangkat pinggulnya

"AAAAAhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh........aaaahhhh eenaaaakkkkk ..... sakiiiitttt tapi eeeennnaaakkkk.. aaahhhh .... Hhhhmmmmhhhhh auuugghhhh ...." teriakku histeris ketika tubuhku terhentak-hentak diatasnya.

Plok ... plok ... creeeppp ... creeeppp .... pantat dan pahaku yang basah menimbulkan suara berdecak-decak ketika menghantam paha Hendra. Keringatku yang mengucur deras menetes-netes di permukaan tubuh Hendra, ruang tamu itu kini berbau mesum oleh kelakuan kita berdua. Hendra memeluk tubuhku merapat ke tubuhnya sambil menciumi wajah dan rambutku yang tergerai menempel di tubuhku.

"Harum rambutmu benar-benar merangsang" katanya. Dikulumnya bibirku dan lidah kami pun tak mau kalah saling beradu.

Ternyata Hendra cukup perkasa juga, aku yang selain menaik-turunkan tubuhku dan menggoyang-goyangkan pantatku sesuai arahannya mulai kecapaian tapi Hendra masih terlihat belum ingin mencapai klimaks. Ketika aku sudah hampir mencapai klimaks nafasku semakin memburu dan aku berteriak-teriak sejadi-jadinya.

"Aaaaahhhhh .... Ooohhhh... aahhhhhhhh...... aoooooohhhhhhhh....."

Hendra pun ikut menggeram-geram nampaknya dia juga akan orgasme

Gerakanku semakin cepat dan akhirnya ....

"AAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHH........ OOOOOOOHHHHHHH......."

CROTTT .....CRROOOTTTT .... CROOTTTT..... kurasakan semburan demi semburan lahar panas mengisi liang senggamaku.


Aku pun lemas terkulai dipeluk oleh Hendra, kurasakan penisnya perlahan-lahan mengecil di dalam vaginaku. Nafasku terengah-engah dan tubuhku dibanjiri keringat yang mengalir deras. Penisnya masih menempel dalam vaginaku, kurasakan mulai mengecil perlahan-lahan.

"Hendra, warung pak Wagimin kehabisan rokok Kent, adanya cuma Davidoff, aku malas beli ...... ooooooo". Tiba-tiba Rohimin teman sekelas Hendra masuk ke ruang tamu untuk melapor dan tercekat melihat pemandangan indah didepannya, aku yang telanjang bulat dengan nafas terengah-engah dan dibanjiri keringat dipeluk erat oleh Hendra. Matanya langsung jelalatan dengan penuh nafsu memelototi setiap inci tubuhku, aku tak mampu menutupi tubuhku karena aku masih dipeluk Hendra.

"Wah gile aku kepanasan cari rokok lu malah enak-enakan ngentotin bidadari, dapet dari mana tuh ndra?" tanyanya.

"Gue nemu didepan pintu tadi" jawabnya cuek "enak banget masih perawan" lanjutnya.

"Wah boleh nih, terung pipit terung mama, ada sedikit sama-sama hehehehe" sambil menyeringai dia mendekati kami sambil dia melepaskan baju dan celananya hingga telanjang bulat.

Adapun Rohimin lain sekali dengan Hendra, tubuhnya hitam karena terbakar matahari, giginya agak tonggos dan tampangnya jelek. Yang membuat aku terkejut adalah ukuran penisnya yang hampir dua kali ukuran penis Hendra, urat-uratnya terlihat begitu menonjol ingin keluar dari permukaan kulit penisnya yang sepanjang 21 cm dan berdiameter besar itu mengacung tegang dan mengerikan.


Rohimin menjatuhkan dirinya disamping Hendra dan merengkuh tubuhku yang masih lemas itu sehingga tubuhku terduduk diatasnya dengan punggungku menempel ke dadanya. Tangan kanannya meremas-remas payudaraku secara bergantian sementara tangan kirinya mengucek-ucek vaginaku yang mulai membangkitkan kembali nafsuku yang sudah mulai padam.

"uhhhh .... Hmmmmm ... mmmmhhhh ....." erangku lirih karena keenakan dan kecapaian.

"wah gile enak banget memeknya, bahkan jari-jariku serasa dijepit, hen!" ujarnya pada hendra.

"Aaauuu .... pelan-pelaaaannnn .... aaaaaahhhh .... sakiiittttt ...." jeritku ketika Rohimin dengan kasarnya meremas-remas payudaraku dan menjepit putingku keras-keras.

"tenang saja, nanti juga enak" katanya sambil semakin giat mengocok vaginaku.

Lidahnya menjilati ketiakku yang bersih dari bulu-bulu itu, kemudian dia menjilati payudara kananku yang berpeluh itu. Setelah lima menit dia menikmati payudaraku dia memaksaku untuk memasukkan penisnya kedalam liang kemaluanku. Aku menaikkan tubuhku dan memposisikan penisnya yang mengerikan itu didepan vaginaku sambil perlahan-lahan aku menurunkan tubuhku.

Sambil meringis kesakitan aku merasakan kepala penis Rohimin yang mulai membelah vaginaku. Keringat mulai mengucur lagi makin membasahi tubuhku yang telah basah kuyup.


"Aaahhh ... sakitttt .... sakittttt .... teriakku sambil menggigit bibirku. Air mata mulai mengalir menuruni pipiku yang menahan sakit.

"Sakit ya? Tahan sebentar ya, sebentar lagi juga hilang" katanya sambil memegang pinggangku yang kukira ingin melepaskannya dari vaginaku. Ternyata dugaanku salah, dengan tarikan yang kuat dia menarik tubuhku kebawah yang membuat penisnya terhujam sedalam-dalamnya kedalam vaginaku.

"AAAAAAHHHHHKKKKKKK ..... SAKKKIIIITTTTT ..... ampunnn... lepaskaaannnnnn" teriakku membahana ketika merasakan penisnya merobek tubuhku menjadi dua bagian, sakitnya tak tertahankan sampai tubuhku melengkung kebelakang dan tulang rusukku terjiplak dengan jelas di dadaku, keringat semakin deras mengucur menuruni sekujur tubuhku yang kesakitan. Aku tanpa sadar mencengkeram pegangan sofa dan paha Rohimin yang kini mulai menaik turunkan tubuhku yang seperti menunggangi kuda.

"Ooohhhh ..... enak sekali vaginamu benar-benar rapat, mimpi apa dapat cewek kualitas pertama begini" ujarnya sambil memompakan tubuhku diatas tubuhnya, dia tak memperdulikan kuku-kukuku yang menggores pahanya, dia berkonsentrasi meresapi pijatan-pijatan dan jepitan vaginaku di penisnya.

Rohimin yang sudah seperti kesetanan tiba-tiba membalikkan tubuhku sehingga menghadap wajahnya, dengan paksa dia melumat bibirku, aku tak bisa menolaknya dan terpaksa ikut menciumi bibirnya, tercium bau rokok yang membuatku mual. Setelah bosan melumat bibirku dia menciumi pipiku dan menjilati air mataku yang bercampur keringatku yang sedang menuruni pipiku. Dipeluknya erat tubuhku menyatu pada tubuhnya sehingga dada kami berhimpitan, sungguh kontras tubuhku yang putih mulus dibandingkan tubuhnya yang hitam.


Aku terhenyak merasakan sesuatu yang tumpul digosok-gosokkan pada belahan pantatku, kutolehkan kepalaku dan kulihat Hendra yang rupanya terangsang lagi oleh persetubuhanku dengan Rohimin ingin menyodomiku. Aku memohon-mohon agar dia tidak melaksanakan niatnya, tetapi Hendra yang telah dibakar api birahi tidak mendengar lagi perkataanku dan perlahan-lahan aku mulai merasakan sakit yang lebih lagi ketika kurasakan kepala penis Hendra mulai membelah lubang anusku yang sangat sempit. Aku tak kuasa lagi menahan teriakanku karena sakit yang kurasakan mendera anus dan vaginaku. "Auuuuuuuu ... aaaaahhhhhh..... saaaakkkiiiittttt ...... aaaaaaaaaaa..."

Aku juga mendengar erangan Hendra yang memejam-mejamkan matanya menikmati sempitnya anusku yang menjepit penisnya dengan kencang. "Duh enak sekali anusmu ..... aaahhhh tahan ya ....? sambil berkata begitu dia memajukan pinggulnya dengan kencang sehingga seluruh batang penisnya terbenam di anusku dan bijinya menumbuk pantatku.

"AAAAAAAAHHHHHHHH ......" aku melolong panjang seperti binatang kesakitan, aku pun menggelepar-gelepar kesakitan, air mataku makin deras mengucur dan menetes-netes dari daguku. Rohimin kembali memeluk tubuhku dan dia mulai lagi memompa vaginaku, mulutnya menjilati leher dan pipiku yang dibasahi keringat bercampur air mataku. Rupanya jeritan-jeritan histerisku merangsang baik Rohimin maupun Hendra karena mereka kian gencar menusuk-nusukkan penis mereka. Setelah beberapa menit Hendra merengkuh induk payudaraku dan meremas-remas bulatan payudaraku yang menempel di dada Rohimin yang masih sibuk mencupangi leher dan daerah belikatku.


Lama kelamaan aku mulai merasakan sebuah sensasi berbeda yang menjalar di tubuhku, rasa sakit yang kurasa perlahan-lahan semakin berkurang, mungkin karena aku semakin terbiasa. Aku mulai merasakan rasa nikmat dan rasa itu semakin bertambah kuat menggantikan rasa sakit yang kurasa sehingga aku mulai membalik keadaan. Aku mulai menggoyangkan pinggulku dan teriakan-teriakan sakitku mulai berganti dengan desahan-desahan dan erangan-eranganku yang ingin meraih kenikmatan tertinggi untuk sekali lagi.

"Aaaahhhh .... eeesssshhhh ..... uuuhhhhh..... hhmmmm ...." desahku yang bercampur oleh erangan-erangan Rohimin dan Hendra yang keenakan dijepit vagina dan anusku yang masih sangat sempit ini.

Tiba-tiba Hendra menarik rambutku keras-keras yang membuatku berteriak kesakitan sambil tangan kirinya menjepit puting payudaraku keras-keras, dia rupanya suka dengan permainan kasar. Rohimin yang bertampang lebih sangar dari Hendra malah sekarang lebih lembut terhadapku, dia mengusap-usap punggungku yang basah kuyup oleh air keringatku yang bercampur oleh keringat Hendra yang mengalir seperti kehujanan sambil menciumi lembut bibirku, mungkin juga untuk meredam teriakan-teriakanku. Beberapa saat kemudian aku mencapai orgasmeku yang kedua. Setelah puas dengan posisi itu mereka berdua melepaskan penis mereka dan membiarkanku terjatuh dilantai lalu mereka mengocok-ngocok penis mereka dan menyemburkan sperma mereka di wajah, dada, perut dan pahaku. Setelah itu mereka masih menyuruhku membersihkan penis mereka dengan mengemutnya, aku yang sudah lemas hanya dapat membuka mulutku sambil mereka berganti-gantian menusuk-nusukkan penis mereka kedalam mulutku sampai bersih.


Hendra kemudian berkata padaku sambil tertawa-tawa agar aku pulang saja karena Pak John ada urusan keluarga yang mendadak dan harus keluar kota, dia tidak memberitahuku lebih awal karena dia terangsang ingin memperkosaku. Aku terdiam dan secepatnya mengenakan pakaianku sekenanya dan aku langsung angkat kaki dari rumah sialan itu diiringi tawa mereka berdua. Aku langsung menyalakan mesin mobilku dan secepatnya pulang ke rumah. Sesampainya dirumah aku langusung masuk ke kamarku dan melepas semua bajuku yang berbau keringat dan sperma itu dan langsung merendam diriku di jacuzziku sambil membayangkan peristiwa yang barusan terjadi, sebenarnya aku agak menyesali kejadian itu tapi diam-diam aku suka nikmatnya orgasme, aku mulai mengusap-usap vaginaku lagi di jacuzziku dan kembali aku menikmati kenikmatan duniawi yang membawaku ke langit ketujuh. Semenjak itu aku mulai ketagihan akan nikmatnya orgasme dan sex. Keesokan harinya aku menelepon Pak John dan membatalkan lesku di dia dan aku menemukan tempat les lain yang hanya menerima murid wanita. Minggu depan sepupuku datang dan ..... pertualanganku baru saja mulai, pertualangan Iicha .....

Beli Mobil Berhadiah Kenikmatan


Namaku Wawan. Umurku 23 tahun, dan sekarang sedang kuliah di tingkat terakhir di sebuah PTS di Jakarta. Asalku dari Sukabumi, dimana aku menghabiskan masa anak-anak dan remajaku, sampai kemudian aku pindah ke Jakarta empat tahun yang lalu.
Ekonomi keluargaku termasuk pas-pasan. Ayahku hanyalah seorang pensiunan pegawai bank pemerintah di Sukabumi. Sedangkan ibuku bekerja sebagai guru sebuah SMA negeri di sana. Aku tinggal di tempat kos di daerah Jakarta Barat. Karena uang kiriman orang tuaku kadang-kadang terlambat dan terkadang bahkan tidak ada kiriman sama sekali, untuk bertahan hidup, akupun menjadi guru privat anak-anak SMA. Memang aku beruntung dikaruniai otak yang lumayan encer.
Akupun hidup prihatin di ibukota ini, terkadang seharian aku hanya makan supermie saja untuk mengganjal perutku. Aku pikir tidak mengapa, asal aku bisa hemat untuk bisa membeli buku kuliah dan lain sebagainya, sehingga aku bisa lulus dan membanggakan kedua orang tuaku. Terkadang aku iri melihat teman-teman kuliahku. Mereka sering dugem, berpakaian bagus, bermobil, mempunyai HP terbaru, dll.
Salah satu dari teman kuliahku bernama Monika. Dia seorang gadis cantik dan kaya. Ia anak seorang direktur sebuah perusahaan besar di Jakarta. Percaya atau tidak, dia adalah pacarku. Kadang aku heran, kok dia bisa tertarik padaku. Padahal banyak teman laki-laki yang bonafid, mengejarnya. Ketika kutanyakan hal ini, ini bukan ge-er, dia bilang kalau menurutnya aku orang yang baik, sopan dan pintar. Disamping itu, dia suka dengan wajahku yang katanya “cute”, dan perawakanku yang tinggi, tegap, kekar, dan berisi. Nggak percuma juga aku sering latihan karate, renang, bola, dan voli waktu di Sukabumi dulu.
Monika dan aku telah berpacaran semenjak dua tahun belakangan ini. Walaupun kami berbeda status sosial, dia tidak tampak malu berpacaran denganku. Akupun sedikit minder bila menjemputnya menggunakan motor bututku, di rumahnya yang berlokasi di Pondok Indah. Sering orang tuanya, mereka juga baik padaku, menawarkan untuk menggunakan mobil mereka jika kami akan pergi bersama. Tetapi aku memang mempunyai harga diri atau gengsi yang tinggi (menurut Monika pacarku, gengsiku ketinggian), sehingga aku selalu menolak. Kemana-mana aku selalu menggunakan motor bersama Monika.
Monikapun tidak berkeberatan bahkan mengagumi prinsip hidupku. Saat makan atau nonton, aku selalu menolak bila dia akan mentraktirku. Aku bilang padanya sebagai laki-laki aku yang harus bayarin dia. Meskipun tentu saja kami akhirnya hanya makan di rumah makan sederhana dan nonton di bioskop yang murah. Itupun aku lakukan kalau sedang punya uang. Kalau tidak ya kami sekedar ngobrol saja di rumahnya atau di tempat kostku.
Monika adalah gadis baik-baik. Aku sangat mencintainya. Sehingga dalam berpacaran kami tidak pernah bertindak terlalu jauh. Kami hanya berciuman dan paling jauh saling meraba. Memang benar kata orang, bila kita benar-benar mencintai seseorang, kita akan menghormati orang tersebut. Monika pernah bilang padaku, kalau ia ingin mempertahankan keperawanannya sampai ia menikah nanti. Terlebih akupun waktu itu masih perjaka. Mungkin hal ini sukar dipercaya oleh pembaca, mengingat trend pergaulan anak muda Jakarta sekarang.
Keadaanku mulai berubah semenjak beberapa bulan yang lalu. Saat itu aku ditawari sebuah peluang untuk berwiraswasta oleh seorang temanku. Aku tertarik mendengar cerita suksesnya. Terlebih modal yang dibutuhkanpun sangat kecil, sehingga aku berpikir tidak ada salahnya untuk mencoba.
Hasilnya ternyata luar biasa. Mungkin memang karena bidang ini masih banyak peluang, disamping strategi pemasaran yang disediakan oleh program ini sangat jitu. Penghasilankupun per bulan sekarang mencapai jutaan rupiah. Mungkin setingkat dengan level manajer perusahaan kelas menengah.
Bekerjanyapun dapat part-time sambil disambi kuliah. Memang beruntung aku menemukan program ini.Semenjak itu, penampilanku berubah. Gaya hidup yang sudah lama aku impikan sekarang telah dapat kunikmati. HP terbaru, pakaian bagus, sudah dapat aku beli. Semakin sering aku mengajak Monika untuk makan di restoran mahal serta nonton film terbaru di bioskop 21. Monika sempat kaget dengan kemajuanku. Sempat disangkanya aku berusaha yang ilegal, seperti menjual narkoba. Tetapi setelah aku jelaskan apa bisnisku, dia pun lega dan ikut senang. Disuruhnya aku bersyukur pada Tuhan karena telah memberikan jalan kepadaku.
Hanya satu saja yang masih kurang. Aku belum punya mobil. Setelah menabung dari hasil usahaku selama berbulan-bulan, akhirnya terkumpul juga uang untuk membeli mobil bekas. Kulihat di suratkabar dan tertera iklan tentang mobil Timor tahun 1997 warna gold metalik. Aku tertarik dan langsung kutelpon si penjualnya.
“Ya betul… mobil saya memang dijual”. Suara seorang wanita menjawab di ujung telepon.“Harganya berapa Bu?”“Empat puluh delapan juta”“Kok mahal sih Bu?”“Kondisinya bagus lho.. Semuanya full orisinil”Dengan cepat kukalkulasi danaku. Wah.. Untung masih cukup, walaupun aku harus menjual motorku dulu. Tetapi akupun berpikir, siapa tahu harganya masih bisa ditawar. Kuputuskan untuk melihat mobilnya terlebih dahulu.“Alamatnya dimana Bu?”Diapun kemudian memberikan alamatnya, dan aku berjanji untuk datang ke sana sore ini sehabis kuliah.*****Setelah mencari beberapa lama, sampai juga aku di alamat yang dimaksud.“Selamat sore” sapaku ketika seorang wanita cantik membuka pintu.“Oh sore..” jawabnya.Aku tertegun melihat kecantikan si ibu. Usianya mungkin sekitar 35 tahunan, dengan kulit yang putih bersih, dan badan yang seksi. Payudaranya yang tampak penuh di balik baju “you can see” menambah kecantikannya. Agar pembaca dapat membayangkan kecantikannya, aku bisa bilang kalau si ibu ini 80% mirip dengan Sally Margaretha, bintang film itu.“Saya Wawan yang tadi siang telepon ingin melihat mobil ibu”“Oh.. Ya silakan masuk.”Akupun masuk ke dalam rumahnya.“Tunggu sebentar ya Wan. Mobilnya masih dipakai sebentar menjemput anakku les. Mau minum apa?”“Ah.. Nggak usah ngerepotin.. Apa saja deh Bu”Akupun kemudian duduk di ruang tamu. Tak lama si ibu datang dengan membawa segelas air sirup.“Kamu masih kuliah ya,” tanyanya setelah duduk bersamaku di ruang tamu“Iya Bu.. Hampir selesai sih ““Ayo diminum.. Beruntung ya kamu.. Dibelikan mobil oleh orang tuamu” si ibu berkata lagi.Kuteguk sirup pemberian si ibu. Enak sekali rasanya menghilangkan dahagaku.“Oh.. Ini saya beli dari usaha saya sendiri, Bu. Mangkanya jangan mahal-mahal dong” jawabku.“Wah.. Hebat kamu kalau gitu. Memang usaha apa kok masih kuliah sudah bisa beli mobil”“Yah usaha kecil-kecilan lah” jawabku seadanya.“Ngomong-ngomong mobilnya kenapa dijual Bu?”“Aduh kamu ini ba Bu ba Bu dari tadi. Saya kan belum terlalu tua. Panggil saja tante Sonya.” jawabnya sambil sedikit tertawa genit.“Mobilnya akan saya jual karena mau beli yang tahunnya lebih baru”“Oh begitu..” jawabku.Kemudian tante Sonya tampak melihatku dengan pandangan yang agak lain. Agak rikuh aku dibuatnya. Terlebih tante Sonya duduk sambil menumpangkan kakinya, sehingga rok mininya agak sedikit terangkat memperlihatkan pahanya yang putih mulus.“Anaknya berapa tante. Terus suami tante kerja dimana?” tanyaku untuk menghilangkan kerikuhanku.“Anakku satu. Masih SD. Suamiku sudah nggak ada. Dia meninggal dua tahun yang lalu” jawabnya.“Waduh.. Maaf ya tante”“Nggak apa kok Wan.. Kamu sendiri sudah punya pacar?”“Sudah, tante”“Cantik ya?”“Cantik dong tante..” jawabku lagi.Duh, aku makin rikuh dibuatnya. Kok pembicaraannya jadi ngelantur begini. Tante Sonya kemudian beranjak duduk di sebelahku.“Cantik mana sama tante..” katanya sambil tangannya meremas tanganku.“Anu.. Aduh.. Sama-sama, tante juga cantik” jawabku sedikit tergagap.“Kamu sudah pernah begituan dengan pacarmu?”.Sambil berkata, tangan tante Sonya mulai berpindah dari tanganku ke pahaku.“Belum.. Tante.. Saya masih perjaka.. Saya nggak mau begituan dulu” jawabku sambil menepis tangan tante Sonya yang sedang meremas-remas pahaku.Jujur saja, sebenarnya akupun sudah mulai terangsang, akan tetapi saat itu aku masih dapat berpikir sehat untuk tidak mengkhianati Monika pacarku. Mendengar kalau aku masih perjaka, tampak tante Sonya tersenyum.“Mau tante ajarin caranya bikin senang wanita?” tanyanya sambil tangannya kembali merabai pahaku, dan kemudian secara perlahan mengusap-usap penisku dari balik celana.“Aduh.. Tante.. Saya sudah punya pacar.. Nggak usah deh..”“Mobilnya kapan datang sih?” lanjutku lagi.“Sebentar lagi.. Mungkin macet di jalan. Mau minum lagi? “Tanpa menunggu jawabanku, tante Sonya pergi ke belakang sambil membawa gelasku yang telah kosong. Lega juga rasanya terlepas dari bujuk rayu tante Sonya. Beberapa menit kemudian, tante Sonya kembali membawa minumanku.“Ayo diminum lagi” kata tante Sonya sambil memberikan gelas berisi sirup padaku.Kuteguk sirup itu, dan terasa agak lain dari yang tadi. Tante Sonya kemudian kembali duduk di sebelahku.“Ya sudah.. Kamu memang setia nih ceritanya.. Kita ngobrol aja deh sambil menunggu mobilnya datang, OK?”“Iya tante..” jawabku lega.“Kamu ngambil jurusan apa?”“Ekonomi, tante”“Kenal pacarmu di sana juga?”Waduh.. Aku berpikir kok si tante kembali nanyanya yang kayak begituan.“Iya dia teman kuliah”“Ceritain dong gimana ketemuannya”Yah daripada diminta yang nggak-nggak, aku setuju saya menceritakan padanya tentang kisahku dengan Monika. Kuceritakan bagaimana saat kami berkenalan, ciri-cirinya, acara favorit kami saat pacaran, tempat-tempat yang sering kami kunjungi.Setelah beberapa lama bercerita, entah mengapa nafsu birahiku terangsang hebat. Akupun merasakan sedikit keringat dingin mengucur di dahiku.“Kenapa Wan.. Kamu sakit ya” tanya tante Sonya tersenyum sambil kembali meremas tanganku.Tangannya kemudian beralih ke pahaku dan kembali diusap dan diremasnya perlahan.“Anu tante rasanya kok agak aneh ya?” jawabku.“Tapi enak kan?”Tante Sonyapun kemudian mendekatkan wajahnya ke wajahku, dan kemudian bibir kamipun telah saling berpagut. Tak kuasa lagi aku menolak tante Sonya. Nafsuku telah sampai di ubun-ubun.“Saya tadi dikasih apa tante” tanyaku lirih.“Ah.. Cuma sedikit obat kok. Supaya kamu bisa lebih rileks” jawabnya sambil tangannya mulai membuka retsleting celanaku.“Ayo, tante ingin merasakan penismu yang masih perjaka itu” lanjutnya sambil kembali menciumi wajahku.Tante Sonyapun kemudian membuka celanaku beserta celana dalamnya sekaligus.“Hmm.. Besar juga ya punyamu. Tante suka tongkol besar anak muda begini”.Tangannya mulai mengocok penisku perlahan. Kemudian tante Sonya merebahkan kepalanya dipangkuanku. Diciumnya kepala penisku, dan lantas dengan bernafsu dikulumnya penisku yang sudah tegak menahan gairah berahi.“Ah.. Tante..” desahku menahan nikmat, ketika mulut tante Sonya mulai menghisap dan menjilati penisku.Tangan tante Sonyapun tak tinggal diam. Dikocoknya batang penisku, dan diusap-usapnya buah zakarku. Setelah sekian lama penisku dipermainkannya, kembali tante Sonya bangkit dan menciumiku.“Kita lanjutin pelajarannya di kamar yuk sayang..” bisiknya.Akupun sudah tak kuasa menolak. Nafsu berahi telah menguasai diriku. Kamipun beranjak menuju kamar tidur tante Sonya di bagian belakang rumah. Sesampainya aku di kamar, tante Sonya kembali menciumiku. Kemudian tangankupun diraihnya dan diletakkan di payudaranya yang membusung.“Ayo sayang.. Kamu remas ya”Kuikuti instruksi tante Sonya dan kuremas payudara miliknya. Tante Sonyapun terdengar mengerang nikmat.“Sayang… tolong bukain baju tante ya”.Tante Sonya membalikkan badan dan akupun membuka retsleting baju “you can see”nya. Setelah terbuka, tante Sonya kembali berbalik menghadapku.“BHnya sekalian donk sayang..” ujarnya.Kuciumi kembali wajahnya yang ayu itu, sambil tanganku mencari-cari pengait BH di punggungnya.“Aduh.. Kamu lugu amat ya.. Tante suka..” katanya disela-sela ciuman kami.“Pengaitnya di depan, sayang..”Kuhentikan ciumanku, dan kutatap kembali BHnya yang membungkus payudara tante Sonya yang besar itu. Kubuka pengaitnya sehingga payudara kenyal itupun seolah meloncat keluar.“Bagus khan sayang.. Ayo kamu hisap ya..”Tangan tante Sonya merengkuh kepalaku dan didorong ke arah dadanya. Tangannya yang satunya lagi meremas payudaranya sendiri dan menyorongkannya ke arah wajahku.“Ah.. Enak.. Anak pintar.. Sshh” desah tante Sonya ketika aku mulai menghisap payudaranya.“Jilati putingnya yang..” instruksi tante Sonya lebih lanjut. Dengan menurut, akupun menjilati puting payudara tante Sonya yang telah mengeras.Kemudian aku kembali menghisap sepasang payudaranya bergantian. Setelah puas aku hisapi payudaranya, tante Sonya kemudian mengangkat kepalaku dan kembali menciumiku.“Sekarang kamu buka rok tante ya”Tante Sonya merengkuh tanganku dan diletakkannya di pantatnya yang padat. Kuremas pantatnya, lalu kubuka retsleting rok mininya. Aku terbelalak melihat Tante Sonya ternyata menggunakan celana dalam yang sangat mini. Seksi sekali pemandangan saat itu. Tubuh tante Sonya yang padat dengan payudara yang membusung indah, ditambah dengan sepatu hak tinggi yang masih dikenakannya.Kembali tante Sonya mencium bibirku. Lantas ditekannya bahuku, membuatku berlutut di depannya. Tangan tante Sonya lalu menyibakkan celana dalamnya sehingga vaginanya yang berbulu halus dan tercukur rapi nampak jelas di depanku.“Cium di sini yuk sayang..” perintahnya sambil mendorong kepalaku perlahan.“Oh..my god.. Sshh” erang tante Sonya ketika mulutku mulai menciumi vaginanya.Kujilati juga vagina yang berbau harum itu, dan kugigit-gigit perlahan bibir vaginanya.“Ahh.. Kamu pintar ya.. Ahh” desahnya.Tante Sonya lantas melepaskan celana dalamnya, sehingga akupun lebih bebas memberikan kenikmatan padanya.“Jilat di sini sayang..” instruksi tante Sonya sambil tangannya mengusap klitorisnya.Kujilati klitoris tante Sonya. Desahan tante Sonya semakin menjadi-jadi dan tubuhnya meliuk-liuk sambil tangannya mendekap erat kepalaku. Beberapa saat kemudian, tubuh tante Sonyapun mengejang.“Yes.. Ah.. Yes..” jeritnya.Liang vaginanya tampak semakin basah oleh cairan kewanitaannya. Kusedot habis cairan vaginanya sambil sesekali kuciumi paha mulus tante Sonya. Tak percuma ilmu yang kudapat selama ini dari pengalamanku menonton dan mengkoleksi video porno.“Kita terusin di ranjang yuk..” ajaknya setelah mengambil nafas panjang.Akupun kemudian melucuti semua pakaianku. Tante Sonya lalu membuka sepatu hak tingginya, sehingga sambil telanjang bulat, kami merebahkan diri di ranjang.“Ciumi susu tante lagi dong yang..”Aku dengan gemas mengabulkan permintaannya. Payudara tante Sonya yang membusung kenyal, tentu saja membuat semua lelaki normal, termasuk aku, menjadi gemas. Sementara mulutku sibuk menghisap dan menjilati puting payudara tante Sonya, tangannya menuntun tanganku ke vaginanya. Akupun mengerti apa yang ia mau. Tanganku mulai mengusap-usap vagina dan klitorisnya.Tante Sonya kembali mengerang ketika nafsu berahinya bangkit kembali. Ditariknya wajahku dari payudaranya dan kembali diciuminya bibirku dengan ganas. Selanjutnya, tante Sonya menindih tubuh atletisku. Dijilatinya dada bidangku dan kedua putingnya dan kemudian perut sixpackku pun tak lupa diciuminya.Sesampainya di penisku, dengan gemas dijilatinya lagi batangnya. Tak lama kemudian, kepala tante Sonyapun sudah naik turun ketika mulutnya menghisapi penisku.“Sekarang tante pengin ambil perjakamu ya..”Sambil berkata begitu, tante Sonya menaiki tubuhku. Diarahkannya penisku ke dalam vaginanya. Rasa nikmat luar biasa menghinggapiku, ketika batang penisku mulai menerobos liang vagina tante Sonya.“Uh.. Nikmat sekali.. Tante suka tongkolmu.. Enak..” desah tante Sonya sambil menggoyangkan tubuhnya naik turun di atas tubuhku.“Heh.. Heh.. Heh..” begitu suara yang terdengar dari mulut tante Sonya. Seirama dengan ayunan tubuhnya di atas penisku.“Tante suka.. Ahh.. Ngent*tin anak muda.. Ahh.. Seperti kamu.. Yes.. Yes..”Tante Sonya terus meracau sambil menikmati tubuhku. Tangannya kemudian menarik tanganku dan meletakkannya di payudaranya yang bergoyang-goyang berirama. Akupun meremas-remas payudara kenyal itu. Suara desahan tante Sonya semakin menjadi-jadi.“Enak.. Ahh.. Ayo terus.. ent*tin tante.. Ah.. Anak pintar.. Ahh..”Tak lama tubuh tante Sonyapun kembali mengejang. Dengan lenguhan yang panjang, tante Sonya mengalami orgasme yang kedua kalinya. Tubuh tante Sonya kemudian rubuh di atasku. Karena aku belum orgasme, nafsukupun masih tinggi menunggu penyaluran. Kubalikkan tubuh tante Sonya, dan kugenjot penisku dalam liang kewanitaannya. Rasa nikmat menjalari seluruh tubuhku. Kali ini eranganku yang menggema dalam kamar tidur itu.“Oh.. Enak tante.. Yes.. Yes..” erangku ditengah suara ranjang yang berderit keras menahan guncangan.“Wawan mau keluar tante..” kataku ketika aku merasakan air mani sudah sampai ke ujung penisku.“Keluarin di mulut tante, sayang..”Akupun mencabut keluar penisku dan mengarahkannya ke wajah tante Sonya. Tangan tante Sonya langsung meraih penisku, untuk kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya.“Ahh.. Tante..” jeritku ketika aku menyemburkan air maniku dalam mulut tante Sonya.Tante Sonya lantas mengeluarkan penisku dan mengusap-usapkannya pada seluruh permukaan wajahnya yang cantik.*****Setelah membersihkan diri, kamipun kembali duduk di ruang tamu.“Enak Wan?” tanyanya sambil tersenyum genit.“Enak tante… memang tante sering ya beginian”“Nggak kok.. Kalau pas ada anak muda yang tante suka saja..”“Oh.. Tante sukanya anak muda ya..”“Iya Wan.. Disamping staminanya masih kuat.. Tante juga merasa jadi lebih awet muda.” jawab tante Sonya genit.Tak lama mobil yang dinantipun datang. Akhirnya aku jadi membeli mobil tante Sonya itu. Disamping kondisinya masih bagus, tante Sonya memberikan korting delapan juta rupiah.“Asal kamu janji sering-sering main ke sini ya” katanya sambil tersenyum saat memberikan potongan harga itu.Kejadian ini berlangsung sebulan yang lalu. Sampai saat ini, aku masih berselingkuh dengan tante Sonya. Sebenarnya aku diliputi perasaan berdosa kepada Monika pacarku. Tetapi apa daya, setelah kejadian itu, aku jadi ketagihan bermain seks. Aku tetap sangat mencintai pacarku, dan tetap menjaga batas-batas dalam berpacaran. Tetapi untuk menyalurkan hasratku, aku terus berhubungan dengan tante Sonya.Bisniskupun makin lancar. Keuanganku semakin membaik, sehingga aku sanggup memberikan hadiah-hadiah mahal pada Monika untuk menutupi rasa bersalahku.